JOMBANG, Kapolres Jombang AKBP Agung Setyo Nugroho mengelar konferensi pers dengan media terkait penangkapan pimpinan pondok pesantren di Ngoro Jombang yang tega melakukan pelecehan seksual kepada santrinya, Senin (15 /02/2021).
Kapolres Jombang AKBP Agung Setyo Nugroho di dampingi Kasatreskrim Polres Jombang AKP Cristian Khosasih dan AKP Ari Tristiawan Waka Polres Jombang jelaskan, terkuaknya kasus ini berawal dari ketika orangtua santri curiga terhadap perubahan perilaku tingkah laku anaknya.
"Awalnya santri tersebut mengaku setelah didesak orang tuanya ,dan menjelaskan kejadian yang dialaminya waktu di pondok pesantren, mendengar cerita anaknya tersebut orang tua korban tidak terima dengan perlakuan pimpinan pondok pesantren tersebut, dan akhirnya orang tua santri tersebut melaporkan kejadian tersebut ke polisi," terang Kapolres.
Dari situ, di mulai awal penyelidikan dilakukan hingga kemudian kasus ini mengembang ke menjadi enam korban lainnya. Selain dari Jombang sendiri, ada juga santri yang menjadi korban berasal dari luar kota Jombang dari Jawa Tengah.
"Diduga para korban ini takut, karena pelaku merupakan pimpinan pesantren yang harus di hormati sekaligus tempatnya santri untuk menuntut ilmu, untuk laporan dari orang tua korban masuk di Polres Jombang pada tanggal 8 dan 9 Februari 2021," pungkas Kapolres.
Hal senada diungkapkan Kasatreskrim Polres Jombang AKP Christian Kosasih. Pelaku ini sudah melakukan pencabulan selama dua tahun terakhir ini.
Modusnya, melakukan bujuk rayu terhadap korbannya, perbuatan mesum yang dilakukan pimpinan pesantren tersebut dilakukan pada malam hari. Pelaku menghampiri santri di asrama, kemudian melakukan pencabulan.
Atas perbuatannya, pimpinan pesantren ini dijerat Pasal l76 e junto Pasal 82 ayat 1 UU RI No 35 Tahun 2014.
“Ancamannya 5 tahun penjara dan maksimal 15 tahun, serta denda maksimal Rp 5 miliar,” pungkasnya.( Gono ).
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
| Pewarta | : |
| Editor | : |
Komentar & Reaksi