JOMBANG, Suaraidonesia.co.id - Siapa sangka, budidaya jamur tiram yang di geluti Abdul Rosyad (46) warga asal Desa Ngoro, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang suskes setelah 6 tahun bergelut dengan dunia budidaya jamur tiram.
Ia mengatakan, untuk budidaya jamur tiram ini bisa menjadi usaha sampingan yang menguntungkan jika mau dikelola dengan baik dan benar.
"Saat menjadi guru saya sudah melakukan kesibukan bisnis budidaya jamur tiram. Dan dirasa semakin berkembang, akhirnya memutuskan untuk berhenti jadi guru," terangnya saat ditemui, Selasa (12/09/2023).
Dirinya menjelaskan, untuk budididaya jamur tiram tersebut juga tidak membutuhkan modal yang cukup banyak.
Untuk pemasaran cukup mudah sebab banyak diminati masyarakat terutama kalangan ibu rumah tangga.
"Pemasaran jamur tiram, biasanya cukup dititipkan di tukang sayur. Itu salah satu cara termudah untuk pemasaran jamur. Namun jika memiliki akses atau relasi, akan lebih bagus lagi kalau dipasarkan kepada para pengusaha olahan jamur," bebernya.
Abdu Rosyad menambahkan, untuk pemasaran, biasanya juga kirim ke Surabaya dengan harga Rp 15 ribu perkilogram, mengingat konsumen paling banyak ada disana.
"Untuk panen jamur tiram, bisa setiap hari, sedangkan untuk penyiramannya juga harus rutin dan di butuhkan suhu sekitar 27 hingga 30 derajat celcius," jabarnya.
Ia juga berujar, untuk penyiraman jamur tiram tergantung pada cuaca dan di musim kemarau maka penyiraman jamur tiram bisa 2 hingga 3 kali sehari, dimusim hujan penyiraman hanya cukup 1 kali. (gn/amb)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
| Pewarta | : Gono Dwi Santoso |
| Editor | : Yuni Amalia |
Komentar & Reaksi