SUARA INDONESIA JOMBANG

Kemarau Panjang, Puluhan Hektare Sawah di Jombang Dibiarkan Nganggur

Gono Dwi Santoso - 12 October 2023 | 12:10 - Dibaca 791 kali
News Kemarau Panjang, Puluhan Hektare Sawah di Jombang Dibiarkan Nganggur
Putut Imadudin (44), salah satu petani di Desa Pojokulon, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang, saat menunjukkan sawah yang bera karena kekurangan air, Kamis (12/10/2023). (Foto: Gono Dwi Santoso/Suara Indonesia)

JOMBANG, Suaraindonesia.co.id– Puluhan hektare sawah di Desa Pojokulon, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, dibiarkan bera atau tidak ditanami. Sebab, petani kesulitan air untuk mengairi sawahnya akibat musim kemarau.

Putut Imadudin (44), salah satu petani setempat, membenarkan dampak kemarau panjang membuat petani berpikir dua kali untuk melanjutkan tanam padi. ”Kalau tanam padi jelas membengkak di operasional,” ujarnya, Kamis (12/10/2023).

Ia mengaku sengaja meninggalkan lahannya, sebab tak ada irigasi untuk mengairi sawahnya. Dampak kemarau panjang diakui membuat irigasi mengering. ”Kalau memaksa pakai pompa, ya harus mau mengeluarkan biaya tinggi,” jelas dia.

Di samping itu, petani juga tak mau melanjutkan tanam lantaran dari sekian banyak pemilik lahan di Desa Pojok Kulon, sebagian besar memilih tidak menanam padi di musim ini.

”Kalau kami menanam padi sendiri, takutnya jadi jujugan serangan tikus. Bayangkan kalau menanam padi sendiri sedangkan lainnya tidak, maka tikus akan lari ke sini semua,” tuturnya.

Putut mengaku, harga gabah kering giling dari petani cukup tinggi mencapai Rp 7.000 per kilogram. Hal itu bisa menguntungkan petani jika mereka panen di musim kemarau ini. “Tapi dampaknya tidak sebanding dengan kenaikan harga. Bisa-bisa justru malah merugi,” paparnya.

Sebagian petani di desa setempat, diakui ada yang menanam kacang dan kedelai daripada membiarkan lahan nganggur. Dua tanaman itu tidak butuh banyak air selama masa tanam hingga panen.

”Namun, ya begitu, harus berani menanggung risiko kalau diserang hama tikus,” pungkasnya.

Dikonfirmasi terpisah, Ketua Kelompok Tani Kampung Turi Desa Pojokulon Saiful Arif mengatakan, ada sekitar 70 hektare lahan di desanya yang lahannya dibiarkan nganggur. “Kurang lebih ada 70 hektare yang dibiarkan tidak ditanami,” ungkapnya.

Alasannya, karena kemarau panjang sehingga irigasi cukup sulit. ”Jadi kebanyakan menunggu musim tanam kalau sudah musim hujan tiba,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Jombang M Rony, belum bisa menjelaskan secara rinci berapa total lahan di Kabupaten Jombang yang menganggur. Dinas, kata dia, secepatnya akan melakukan pendataan.

”Memang ada beberapa tempat yang pada bulan-bulan seperti ini tidak ditanami karena kondisi air yang tidak memungkinkan. Namun, bukan karena pengaruh El Nino,” pungkasnya. (*)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Gono Dwi Santoso
Editor : Mahrus Sholih

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya